SOLUSI PERUSAHAAN KELUARGA

Bekerja di perusahaan keluarga lebih rumit dari apa yang dapat anda bayangkan. Bos A berkata "tahu", Bos B berkata "tempe", dan Bos C berkata "kedelai" ! Kita sebagai karyawan bingung mengerjakan yang mana. Pilih tahu salah, pilih tempe juga salah, pilih kedelai tambah salah lagi ! Jadi mana yang kita pilih ? Saya tahu ! Kita memilih diam dan menunggu salah satu dari mereka untuk memerintahkan langsung kepada kita he...he...he.... Atau menulis surat pengunduran diri dan mencari lowongan kerja baru. Sayangnya opsi keluar tidak berlaku bagi mereka yang sudah berumur. Jarang sekali ada perusahaan yang mau mempekerjakan orang tua ! Kabar baiknya saya memiliki solusi bagi masalah perusahaan keluarga ini !

Solusi bagi perusahan keluarga yang penuh masalah

 

PEDANG BERMATA DUA
Ini adalah tulisan kedua saya tentang perusahaan keluarga. Tema tulisan sebelumnya mengenai alternatif yang ada untuk menyelesaikan masalah ini:

  1. Menyelamatkan perusahaan
  2. Menyelamatkan anak-anaknya

Pendeknya, apapun yang dipilih menyakitkan hati orang tua. Inilah pedang bermata dua yang harus ditelan mereka. Saya membiarkan masalah ini tanpa jalan keluar karena pada waktu itu saya tidak memiliki solusi terbaik. Jika anda mengatakan, "Aha.... berarti sekarang pak Wapan sudah mempunyai solusi ideal !" Maka anda salah ! Ha...ha...ha...

Saya sarankan teman - teman membaca kembali Perusahaan Keluarga, antara harta dan nyawa untuk mendapatkan gambaran besarnya atau sekedar untuk merefresh pikiran kita mengenai masalah ini.

Solusi idealnya adalah menyelamatkan perusahaan. Alasan saya adalah uang. Dengan uang kita bisa hidup, anak-anak kita juga, dan demikian dengan cucu kita . Menyelamatkan perusahaan berarti menyelamatkan sumber penghasilan yang menghidupi mereka. Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau gaya hidup orang kaya itu penuh kemewahan. Mereka terbiasa dengan sopir pribadi, pembantu, dan WIL. Selama kekayaan mereka masih ada, maka gaya borju itu tidak masalah. Parahnya lagi, anak mereka juga dididik dengan gaya hidup seperti itu. Like father, like son !

Gaya hidup adalah sesuatu yang sulit dirubah. Kebiasaan yang kita bawa sejak kecil menentukan masa depan kita. Sebagai orang tua, anda harus memahami hal ini. Jangan salah mendidik anak - anak kita. Jangan membuat hidup mereka terlalu mudah ! Saya dididik dan diajar langsung oleh mama saya. Sampai saya kelas 3 SD, mama selalu membiasakan saya untuk :

  1. Pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah
  2. Makan siang di rumah
  3. Kerjakan PR dan belajar sebelum tidur siang.

Jika berani melanggar maka "kemuceng" akan melayang ke kaki dan pantat kami. Tidak ada alasan bagi anak nakal ! Ha...ha...ha...

Saya merasakan manfaatnya setelah menginjak usia dewasa. Setiap pulang sekolah, saya selalu mengerjakan rutinitas ini. Tak peduli usia saya, entah itu SMA atau kuliah. Demikian juga saat ini. Jika boleh dikatakan dengan satu kata, maka yang diajarkan orang tua saya adalah "disiplin." Kata inilah yang membuat seseorang itu bisa sukses dalam kehidupannya. Dan disiplin adalah proses yang harus dibiasakan sejak kecil. Sebagian besar anak orang kaya tidak diajarkan kata ini, dan anda dapat membayangkan bagaimana mereka nanti setelah dewasa !

Mendidik anak-anak jauh lebih mudah daripada mendidik orang dewasa. Anak - anak dapat dipaksa dan ditakut-takuti. Orang dewasa akan melawan ! Yang harus menanggung akibatnya adalah orang tua mereka ! Singkatnya, akibat perbuatan kita akan kita terima, saat ini atau beberapa tahun mendatang ! Mengapa bisa terjadi ? Tentu saja karena kita tidak bisa memanajemen waktu dengan baik.

Manajemen waktu yang saya maksudkan adalah "mendesak" dan "penting." Mendesak bisa penting atau bisa tidak penting. Demikian pula dengan penting. Mendesak penting atau mendesak namun tidak penting. Ini adalah topik yang menarik untuk dipelajari, karena itu anda bisa membaca lebih lanjut pada link yang saya siapkan di akhir tulisan ini. Sementara kita fokus dulu pada masalah perusahaan keluarga.

Kita bisa salah mendidik anak kita karena kebiasaan kita untuk memprioritaskan "mendesak" daripada "penting". Saya harapkan anda mulai merubah pola pendidikan andak anda setelah mengerti kesalahan kita pada umumnya. Ingat, tanggungjawab dan masa depan mereka ada di tangan anda. Paling tidak ingatlah bahwa masalah mereka adalah masalah anda juga ! Tidak ada alasan "bukan urusan saya !"

 

PILIHAN YANG SALAH ! 
Memang mudah mengatakan bahwa solusi ideal bagi perusahaan keluarga adalah menyelamatkan perusahaan daripada menobatkan anaknya. Pada kenyataannya jarang sekali orangtua memilih opsi ini. Untuk siapa kerja keras mereka selama ini ? Bukankah untuk kebahagiaan anak-anak dan cucu mereka ? Apa artinya jika akhirnya usaha mereka harus diserahkan kepada orang yang tidak pernah mereka kenal !

Sepanjang hidup mereka dipenuhi hasrat untuk membahagiakan anaknya. Apalah artinya menambah beberapa tahun lagi untuk "menobatkan" anak kita ! Tragis ! Muda sengsara, tua juga tetap sengsara ! Lebih parah lagi, buah hati mereka menambah kesengsaraan ini. Teganya.... teganya... teganya ! Yah paling tidak benarlah pepatah ini, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.

Saya yakin, sebagian besar orang tua akan memilih untuk menyelamatkan anaknya daripada menyelamatkan perusahaannya. Pilihan lainnya adalah menyelamatkan anaknya sekaligus perusahaannya. Pertanyaannya :

Mengatasi Konflik Perusahaan Keluarga

1. Mungkinkah ?
2.Bagaimana caranya ?

Mungkinkah ?  Repot ! Nek sudah disangkut-sangkutkan dengan Tuhan yang mengatakan, "Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya !"

Dan demikianlah prinsip orang tua yang memimpin perusahaan mereka !

Bagaimana caranya ? Inilah tujuan utama artikel ini. Sudah pasti jalan yang akan ditempuh panjang, lama, dan bergelombang. Siapa yang akan berjalan di depan ? Siapa pemimpinnya ? Tuhan ? Anda ? Orang lain ? Kuat tah ? Mampu nggak ? Dan masih banyak pertanyaan yang muncul dalam kepala kita. Itu tadi pertanyaan yang berhubungan dengan perusahaan tempat kita bekerja. Kita juga memiliki pertanyaan untuk diri kita sendiri. Bagaimana dengan nasib saya ? Apa untungnya dan apa kerugiannya ? Perhitungan secanggih apapun hasilnya tetap minus !  Banyak ruginya buat diri kita. Namun karena anda tetap mencari dan menemukan tulisan saya di internet. Saya asumsikan bahwa anda orang yang siap mati demi orang lain ! Apapun alasannya saya tidak tahu, namun yang saya tahu anda adalah orang yang lemah lembut, tegas, dan berbudi luhur. Senang berkenalan dengan anda ! Semoga Tuhan memberkati anda, keluarga, dan pekerjaan anda. Yakinlah bahwa Tuhan akan menjamin masa depan anda (seperti saya berharap dan berusaha percaya akan janji Tuhan yang gak masuk akal ini!)
 
Langkah pertama anda adalah menentukan bos mana yang akan anda pilih. Yang benar atau yang salah. Cara mengetahui bos benar dan bos salah itu gampang. Cari saja yang pengikutnya paling sedikit ! Biasanya mereka yang paling peduli dengan masa depan perusahaan. Sudah menjadi rahasia umum kalau lebih banyak orang jahatnya daripada orang baik. Namun tetap ada orang benar di antara orang jahat. Dan tugas andalah untuk merekrut mereka menjadi anak buah anda ! Mereka harus anda didik sebagai prajurit pembela kebenaran. Akan ada banyak di antara orang baik ini yang akan gugur dan mengundurkan diri di tengah peperangan. Ini wajar, jangan terlalu dimasukkan ke hati dan dipikirkan. Toh mereka memiliki pertimbangan sendiri, for God sake mereka memiliki anak dan istri yang harus dihidupi ! Jangan lupakan perjuang mereka ! Tempatkan mereka di titik vital dan kelilingi penjahat-penjahat di perusahaan anda. Sudutkan namun sediakan jalan keluar. Kucing yang terpojok tanpa memiliki pilihan bisa menjadi seekor harimau !

Jangan putus-putusnya memotivasi prajurit anda, sekalipun anda sendiri yang paling membutuhkan motivasi !

Langkah kedua yang harus anda lakukan adalah menyiapkan jalan keluar bagi diri anda dan prajurit - prajurit anda ! Memang susah menjadi pemimpin, selain harus menyelamatkan diri sendiri, keselamatan anak buah anda juga penting. Tugas utama jendral perang adalah memastikan semua prajurit kembali dengan selamat dan pulang membawa hadiah ! Selamat tapi kere itu perbuatan sia-sia. Lapi kerjo soro-soro nek hasilnya minus ataupun BEP. Turu ae ! Setidak-tidaknya anda harus menyiapkan reward bagi pejuang anda. Untuk saya sendiri apa pak ? Emboh ! Pokok'e dahulukan prajurit anda !

Jika anda tidak bisa menjamin hadiah ini kepada para pejuang maka katakan ini sejak awal ! Jangan paksa mereka ! Selain hadiah, biasanya saya menawarkan suatu keahlian sebagai gantinya. Saya bagikan ilmu saya ! Saya bisa disain grafis, saya bisa membuat website, dan saya bisa SEO. Inilah yang sering saya barterkan. Saya tahu hanya keahlianlah yang bisa membuat seseorang sukses di kemudian hari. Seorang tanpa keahlian tidak bisa hidup di dunia nyata. Dengan menjual keahliannya   setidak-tidaknya mereka memiliki modal untuk memulai usaha sendiri ! Lagipula, siapa sih yang bercita-cita untuk ikut orang seumur hidupnya ?

Terakhir, lakukanlah negosiasi. Semua orang bisa dibeli dengan uang. Hanya sedikit yang tidak memiliki harga, dan mereka ini orang yang langkah ! Berbahagialah perusahaan yang memilikinya. Bos - bos kita  pada perusahaan keluarga orientasinya adalah uang. Tujuannya adalah mengeruk sebanyak mungkin uang perusahaan ke dalam kantong mereka ! Masalah perusahaan rugi atau laba itu gak penting. Pokok'e aku harus dapet buat diriku sendiri. Enaknya, sing soro aku tapi hasilnya dibagi ama dolor-dolorku yang gak ikut sengsara ! Ini jaman modern rek ! Cari uang itu susah !

Kadang - kadang ada orang yang kejam sampai-sampai mau membunuh sodaranya sendiri demi uang ini. Percayalah ! Caranya bisa bermacam-macam. Intrik dan konflik inilah yang seringkali membuat karyawan kebingungan. Jika anda ingin mengerti tentang kebenaran perusahaan keluarga maka gali-lah melalui karyawan. Anda akan terkejut dengan kejujuran dan kepolosan mereka. Dan anda akan tahu pihak yang benar dengan pihak yang salah dari mereka ! He...he...he....

Apa yang kita negosiasikan ? Setelah tahu poin-poin dan "rahasia umum" (herannya, mereka masih merasa telah menutup rapat-rapat rahasianya) para bos ini maka inilah kekuatan anda. Semoga anda tidak memiliki "rahasia umum", karena kalau anda memiliki titik lemah ini maka saya tidak tahu cara negosiasi  nya.

Laaaaah..... gimana dong kalo begini paaak ?? Berarti tidak ada lagi yang bisa saya lakukan ? hik...hik...hik...

Ada kok, belajarlah dari politikus kita ! Banyak strategi dan manuver canggih yang bisa anda temukan. Contohnya Om Nurdin Halid ! Wakakakakak....

Budaya perusahaan keluarga Negosiasi ini tujuannya meminta salah satu kekuasaan bos yang anda inginkan dengan "ancaman" rahasia tadi. Gunakan kalimat yang halus dan usahakan untuk membuat win-win solution. Bagaimanapun juga dia masih bos anda. Bos yang pikirannya duit untukku sangat mudah untuk dimanipulasi. Buatlah seolah - olah dengan kekuasaan yang diberikan kepada anda akan membuat keuntungan pribadinya meningkat. Saya yakin dia pasti mau ! Apalagi kalau ditambah dengan kata "dapat mengurangi jatah" bos lainnya.

Loh...terus bos lainnya gak kebakaran jenggot ? Jelas ! Namun anda juga harus cerdik seperti ular (tulus seperti merpati). Cari sesuatu  yang lain yang juga menguntungkan bos kedua. Tawarkan yang sama dengan bos pertama, hanya saja beda kekuasaan yang anda inginkan. Dengan demikian anda akan memperbesar kekuasaan anda sekaligus mengurangi kekuasaan pak bos !

Kebayang gak rumitnya dan kesulitan yang akan anda hadapi ? Ha...ha...ha... anda pasti stres berat ! Namun inilah satu - satunya solusi yang saya temukan bagi permasalah perusahaan keluarga ini ! Memang berat bekerja di sebuah perusahaan keluarga. Namun percayalah bahwa tidak ada yang kebetulan dengan kejadian yang kita alami. Ada maksud Tuhan untuk hidup kita. Yang dapat kita lakukan adalah berdoa dan melakukan apa saja yang kita temukan ! Urusan lainnya serahkan pada yang di atas deh !

Perusahan Keluarga, antara Harta dan Nyawa
Mana yang anda pilih ? Anak anda atau Perusahaan anda ? HATI - HATI !

Manajemen Waktu Pribadi
Ada 4 dimensi atau tingkatan manajemen waktu. Apa saja dan di mana posisi anda ?

Share this content